;
;

BEIJING (SuaraMedia News) – Putra bungsu dari pemimpin Korea Utara, Kim Jong-il, secara diam-diam berkunjung ke China minggu kemarin. Para tuan rumah telah diberi tahu sebelumnya bahwa dia merupakan putra mahkota dinasti penguasa Korea Utara, demikian dilaporkan oleh harian Asahi dari Jepang.

Laporan tersebut, yang mengutip ucapan dari sumber-sumber dekat Korea Utara yang tidak disebutkan identitasnya, mengatakan bahwa Kim Jong-un bertemu dengan presiden China Hu Jintao dan sejumlah pemimpin lainnya dari partai komunis ketika dia berkunjung ke Beijing pada tanggal 10 Juni.

Para pengamat mengatakan bahwa ujicoba nuklir Korea Utara pada tanggal 25 Mei lalu dan tindakan Korea Utara lainnya yang menantang pihak asing mungkin saja ditujukan kepada para warga negara Korea Utara sendiri, disaat Kim Jong-il berupaya untuk memperkuat posisinya di dalam negeri untuk mengamankan langkah suksesi kekuasaan dari putra bungsunya. Pemimpin berusia 67 tahun tersebut diyakini mengidap penyakit stroke.

Seorang ajudan Jong-un mengatakan kepada para pejabat China bahwa Kim Jong-il telah menunjuk seorang pewaris dan bahwa dirinya memegang peranan penting dalam mengendalikan partai pekerja Korea.

Pihak kementerian luar negeri China menolak untuk langsung memberikan komentar mengenai kunjungan tersebut.

Jong-un – yang lahir pada tahun 1983 – adalah putra ketiga Kim Jong-il yang merupakan lulusan Swiss. Sebelumnya, media-media Korea Selatan, berdasarkan informasi dari sumber yang terpercaya, mengatakan bahwa Pyongyang telah meminta segenap instansi negara dan juga misi-misi luar negeri untuk memberikan sumpah setia kepada Jong-un.

China adalah sekutu terdekat Korea Utara, dan secara teoritis, Beijing memiliki lebih banyak pengaruh atas Pyongyang dibandingkan dengan pengaruh dari pihak lain, namun para ahli mengatakan bahwa hubungan antara keduanya rapuh, dan China tidak memiliki terlalu banyak ruang untuk bermanuver.

Hu tampaknya meminta Korea Utara untuk meneruskan ujicoba nuklir lainnya dengan menembakkan peluru kendali balistik antar benua.

Jong-un diyakini telah meminta bantuan dari China untuk bantuan pangan dan energi darurat, mengingat keadaan ekonomi negara tersebut. Jong-un juga mengunjungi pabrik-pabrik di pusat ekspor China di propinsi Guangdong.

Beijing tidak menginginkan negara tetangganya untuk membangun persenjataan nuklir yang dapat memicu perlombaan senjata regional, namun China juga tidak ingin Korea Utara untuk jatuh dalam jurang kekacauan – yang dapat memicu gelombang eksodus pengungsi besar-besaran menyeberangi perbatasan darat China.

China, yang secara tradisional memang tidak pernah mendukung penjatuhan sanksi, menyetujui resolusi dewan keamanan PBB minggu lalu yang memutuskan untuk melarang segala bentuk ekspor senjata dari negara tirai bambu tersebut sehubungan dengan ujicoba nuklir Korea Utara. Namun para pengamat mengatakan bahwa Beijing mungkin saja mengambil pendekatan yang lebih lunak untuk menerapkan segala persyaratan dalam resolusi tersebut.

Suksesi kekuasaan Korea Utara telah menjadi sebuah rahasia yang ditutup rapat-rapat oleh Korea Utara. Hanya ada segelintir orang yang mengetahui siapa Jong-un, yang masa mudanya mungkin saja menimbulkan masalah dalam masyarakat Korea Utara yang dikenal selalu menekankan pentingnya senioritas.

Korea Utara telah meningkatkan ketegangan regional dalam beberapa bulan terakhri dengan cara melakukan uji coba peluru kendali jarak pendek dan menghidupkan kembali sebuah fasilitas untuk memproduksi plutonium yang dapat dipergunakan sebagai senjata.

Krisis tersebut akan mendominasi pembicaraan di Washington antara presiden Korea Selatan Lee Myung-bak dan presiden AS Barack Obama.

Dalam sebuah ultimatumnya, Korea Utara memperingatkan AS bahwa pihaknya akan meluncurkan sebuah serangan antisipasi untuk memukul mundur upaya provokasi sekecil apapun dari musuh, demikian dilansir oleh kantor berita KCNA mengutip seorang pejabat militer senior.

Korea Selatan dan pejabat intelijen AS selalu mengawasi tanda-tanda ujicoba nuklir yang dilakukan Korea Utara, setelah mereka mengetahui tanda-tanda pergerakan dari para personil dan kendaraan di propinsi Hamgyong Utara, dimana Korea Utara melancarkan dua ujicoba nuklir perdananya, demikian dilaporkan harian Korea Selatan, Chosun Ilbo pada hari Selasa (16/6).

Korea Utara juga telah menyelesaikan persiapan peluncuran peluru kendalli di Tongchangri yang terletak di sebelah utara negara komunis tersebut, demikian kata seorang sumber dalam pemerintahan Korea Selatan.

Pyongyang telah mengeluarkan ancaman untuk melakukan peluru kendali balistik setelah dewan keamanan PBB memberikan sanksi kepada Korea Utara atas penembakan roket jarak jauh melintasi Jepang pada bulan April.

“Peluncuran tersebut tidak akan dilakukan dalam waktu dekat ini karena tidak ada radar yang dipasang dan tidak ada peluru kendali yang dipasang di lokasi peluncuran,” lanjut sumber tersebut.

Korea Utara membutuhkan waktu beberapa hari untuk mempersiapkan peluncuran roket jarak jauh setelah roket ditempatkan di atas peluncur. Roket yang dinamakan Taepodong-2 tersebut dirancang untuk dapat terbang hingga wilayah kedaulatan AS. Resolusi PBB melarang Pyongyang untuk melakukan ujicoba peluru kendali balistik.

Dicatat oleh mai la

Pengikut

Subscribe here